Powered By Blogger

Senin, 22 Juni 2015

Hari Yang Pilu


Curhatlah!!! Hee….
          Seolah separauh jiwaku pergi , wkwkw lebay dikit ngga papa kan hee??. Sore itu kira kira jam 16.00 WIB, selepas kerja seperti biasa beres beres tempat kerja terus ambil kartu prik lalu pulang deh!!! Sambil menuju tempat loker karyawan , aku menyusuri lorong dan menaiki anak tangga, seolah belum terjadi apa-apa. Setiba di loker, ambil tas sambil bercanda dikit sama teman di loker sebelah.
          Setelah beres dari loker aku dan teman- teman menuju lokasi parkir. Sampai di lokasi parkir  eh ternyata akau baru sadar kalau kartu parkir hilang. Kepala mulai puyeng nih, ditambah lagi HP ngga ada di dalam tas. Wah pusing deh bukan kepalang. Kalau hanya kartu parkir insyaAlloh masih bisa diatasi sebab masih ada STNK dan paling suruh bayar denda 10 ribu ke satpam sebagai denda. Tapi kalau HP yang hilang ??? Bikin kepala nyut -  nyutan, bayangkan saja nomor kartu GSM  yang sedari jaman unyu-unyu ( sekolah STM maksudnya biar ngga sepaneng ), kini hilang sekalian HPnya. Mana kontak BBM dah nyebar kemana-mana “ Sudah deh lengkap nikmat hidupku ini” (tetepp bersyukur dalam hati). Spontan aku tanya sama  Ardian temen yang nebeng motorku,
“Ian tau kartu parkir sama HPku ngga?”          Tanyaku seolah dengan nada agak naik
“Yah ngga tau  kan tadi dipegang sama kamu.” Sambil garuk kepala
“Waduhh dimana yah??” kayak orang kelimpungan
“Ketinggalan di loker kali Zi”
“Ia kali ya? Tunggu sebentar ya aku mau balik lagi ke loker.”
Sambil berharap HP dan Kartu Parkir masih ada di loker, Balik lagi menyusuri lorong dan menaiki anak tangga, itung itung buat olah raga juga kali yeee, heee. Sampai di loker aku periksa semua barang yang ada di situ, ternyata fakta membuktikan tak sesuai dengan yang aku harapkan, HP dan Kartu Parkir ngga ada di loker. Lemes tak berdaya  dengan tangan hampa aku kembali ke lokasi parkir dimana Ardian lagi menunggu.
“Gimana Zi ada ngga?” Tanya Ardian sambil menungguku yang lagi jalan.
Ngga ada Ian, yah munggkin belum rezekinya kali!!!”
Ya sudah lah Zi, ambil hikmahnya saja, mungkin ada rencana baik dari Alloh SWT.” Nasehat  Ardian sambil menghibur.
Dengan hati yang seikit kalut, sebelum pulang aku dan Ardian lapor terlebih dahulu ke pos satpam.
“Ada apa mas?” Tanya satpam sedkit kepo
“Ini Pak kartu parkir saya hilang.”
“Owh ada STNK nda?” Tanya satpam agak ketus
“Ada Pak ini STNKnya” Ku sodorkan STNK
“Sebentar ya saya data dulu!!! Tulis nama dan nrp disini ya…. Jangan lupa tanda tangan.”
(Aku diam samba nulis data).
“Ini Pak sudah.” Data aku serahkan ke satpam
“Iya mas terimakasih, buat administrasi 10 rb ya mas”
“Ok Pak.” Buka dompet, ku berikan uang 10 rb.
“Makasih ya Mas.”
( Batinku kamprettt tuh satpam sambil narik gas)
Begitulah kejadiannya!!! Hp plus kartu parkir yang hilang. Hari yang memilukan.


Rabu, 03 Juni 2015

Kearifan Budaya Tari Nusantara


A.Tari Kreasi Baru

1.TARI KUPU-KUPU


Tari Kupu-kupu melukiskan ketentraman dan kedamaian hidup sekelompok kupu-kupu yang dengan riangnya berpindah dari satu dahan ke dahan yang lain.

Tarian ini merupakan tarian putri masal yang diciptakan oleh I Wayan Beratha pada tahun 1960-an.Sebuah komposisi garapan karawitan iringan tari kreasi Kupu-Kupu Kuning Angarung smudra yang mendapat  inspirasi dari sejarah kerajaan karangasem tatkala meluaskan daerah kekuasaan ke Pulau Lombok pada tahun 1692. Saat itu Karangasem diperintah oleh tiga raja bersaudara dan seorang diantaranya memimpin ekspidisi mengerahkan pasukan menyebrang selat Lombok dalam empat buah perahu. Perihal ribuan Kupu-kupu Kuning sebagai pelindung dan pemberi arah empat buah perahu yang mengangkut laskar kerajaan Karangasem tersebut kisah taburan Kup-kupu Kuning tersebut sebagai tema sentral penciptaan Karya ini dituang ke dalam barungan gamelan semarandana dengan permainan patet untuk penunjang dinamika dramatik untuk alur tematik. Tariannya dibawakan oleh sembilan penari anak-anak permpuan sebagai tari kelompok dengan tatanan busana iminatif kupu-kupu kuning yang diinovasikan.
Adapun tujuan penggarapan ini, pertama: untuk mendesiminasikan sejarah kerajaan Karangasem; kedua, sebagai informasi kepada masysrakat bahwa peristiwa bersejarah tersebut dapat divisualisasikan kedalam bentuk karya seni tari; dan ketiga, untuk menambah khasanah repertoar tarian anak-anak.
Metode penciptaan melalui tiga tahapan, yakni tahap eksplorasi, improvisasi dan forming. Tahap eksplorasi diawali dengan menelaah buku sumber yang berjudul Kupu-kupu Kuning yang Terbang di Selat Lombok. Membahas secara tuntas ide penggarapan dengan parner penata iringan untuk mendapatkan kesamaan tafsir tentang tema dan wujud garapan. Tahap improvisasi dengan menggali motf-motif sekwen musik sesuai tema dan juga pengembangan ornamentasi yang dapat mendukung tarian. Tahap forming merupakan proses akhir dari penciptaan ini dengan menyusun komposisi musik secara mengalir sehingga terwujud sebuah garapan selaras dengan komposisi tarinya. Tema tarian adalah perlindungan dengan suasana patriotik dalam durasi waktu 13 menit, 10 detik. Proses penggarapan dilakukan di sanggar Seni Citra Usadhi Mengwitani Badung.

B.Tari Tunggal Dari Kalimantan

1.Tari Pedang Mualang


Tari Pedang Mualang suku Dayak Mualang Kalimantan Barat adalah sebuah tarian tunggal tradisional yang di sajikan di masa kini untuk menghibur masyarakat dalam setiap acara tradisional, seperti Gawai Dayak (pesta panen padi), Gawai Belaki Bini (pesta pernikahan) dan lain-lain.
Tari ini lebih menekankan pada Gerakan aktraktif menggunakan pedang dalam menyerang maupun menangkis serangan lawan demikian juga menjadikan pedang sebagai objek yang di mainkan baik di kepala maupun di bahu serta keahlian melakukan putaran pedang.
Di masa lalunya, tari Pedang Mualang di lakukan oleh para kesatria sebagai motivasi mendatangkan semangat perang sebelum turun melakukan ekspedisi Mengayau. Hal ini di maksudkan untuk memperkuat keyakinan mereka bahwa mereka harus menang dalam melawan serangan maupun dalam menyerang lawannya.
Tari ini diiringi oleh tebah tradional yang disebut “tebah Undup Banyur ” tetapi ada kalanya dilakukan dengan Tebah Undup Biasa. kini Tarian Pedang Mualang, mulai terancam punah karena tidak banyak lagi tua – tua yang menurunkan tarian ini kepada generasi mudanya. Salah seorang generasi tua yang masih dapat memperagakan tari ini yaitu: bapak Mundus atau Apai Mundus dari Kampung Merbang, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat.


2.Tari Baksa kembang


Tari Baksa Kembang merupakan jenis tari klasik Banjar sebagai tari penyambutan tamu agung yang datang ke Kalimantan Selatan, penarinya adalah wanita. Tari ini merupakan tari tunggal dan dapat dimainkan oleh beberapa penari wanita.
Tarian ini dipertunjukkan untuk menghibur keluarga keraton dan menyambut tamu agung seperti raja atau pangeran. Setelah tarian ini memasyarakat di Tanah Banjar, berfungsi untuk menyambut tamu pejabat-pejabat negara dalam perayaan hari-hari besar daerah atau nasional.
Baksa kembangTarian ini bercerita tentang seorang gadis remaja yang sedang merangkai bunga. Sering dimainkan di lingkungan istana. Dalam perkembangannya tari ini beralih fungsi sebagai tari penyambutan tamu.
Tari Baksa Kembang termasuk jenis tari klasik, yang hidup dan berkembang di keraton Banjar, yang ditarikan oleh putri-putri keraton. Lambat laun tarian ini menyebar ke rakyat Banjar dengan penarinya galuh-galuh Banjar. Tarian ini dipertunjukkan untuk menghibur keluarga keraton dan menyambut tamu agung seperti raja atau pangeran . Setelah tarian ini memasyarakat di Tanah Banjar, berfungsi untuk menyambut tamu pejabat-pejabat negara dalam perayaan hari-hari besar daerah atau nasional. Disamping itu pula tarian Baksa Kembang dipertunjukkan pada perayaan pengantin Banjar atau hajatan misalnya tuan rumah mengadakan selamatan. Tarian ini memakai hand propertis sepasang kembang Bogam yaitu rangkaian kembang mawar, melati, kantil dan kenanga. Kembang bogan ini akan dihadiahkan kepada tamu pejabat dan isteri, setelah taraian ini selesai ditarikan. Sebagai gambaran ringkas, tarian ini menggambarkan putri-putri remaja yang cantik sedang bermain-main di taman bunga. Mereka memetik beberapa bunga kemudian dirangkai menjadi kembang bogam kemudian kembang bogam ini mereka bawa bergembira ria sambil menari dengan gemulai. Tari Baksa Kembang memakai Mahkota bernama Gajah Gemuling yang ditatah oleh kembang goyang, sepasang kembang bogam ukuran kecil yang diletakkan pada mahkota dan seuntai anyaman dari daun kelapa muda bernama halilipan. Tari Baksa Kembang biasanya ditarikan oleh sejumlah hitungan ganjil misalnya satu orang, tiga orang, lima orang dan seterusnya. Dan tarian ini diiringi seperangkat tetabuhan atau gamelan dengan irama lagu yang sudah baku yaitu lagu Ayakan dan Janklong atau Kambang Muni. Tarian Baksa Kembang ini di dalam masyarakat Banjar ada beberapa versi , ini terjadi setiap keturunan mempunya gaya tersendiri namun masih satu ciri khas sebagai tarian Baksa Kembang, seperti Lagureh, Tapung Tali, Kijik, Jumanang. Pada tahun 1990-an, Taman Budaya Kalimantan Selatan berinisiaf mengumpul pelatih-pelatih tari Baksa Kembang dari segala versi untuk menjadikan satu Tari Baksa Kembang yang baku.

C.Tari Erotik

1.Tari Karonsih

 




KaronsihTarian Karonsih menceritakan kisah kasih percintaan antara putri Galuh Candra Kirana atau Dyah Sekartadji dengan kekasihnya bernama Panji Asamara Bangun. Galuh adalah putri dari Kertamerta asal kerajaan di Kediri, dan Panji Asmara Bangun adalah putra dari Prabu Lembu Amiluhur raja Jenggala.  Dari sinilah tarian ini sering digunakan atau dimainkan pada acara resepsi pernikahan, yang seolah-olah percintaan kedua mempelai bagaikan cinta kasihnya antara Galuh Candra Kirana dengan Panji Asmara Bangun.
Iringan gending diawali dengan Ketawang Pangkur Ngrenas pelog lima terus gansaran kemudian dilanjutkan Ketawang Kinanthi Sandhung, lanjut Lambangsari dan terakhir Ladrang Sigramangsah. Ada dua versi yaitu versi pelog dan versi slendro.










D.Tari Bertema Khusus

1.Tari Tor Tor
Tari Tor Tor
Tor tor adalah tari tradisional Suku Batak.
Gerakan tarian ini seirama dengan iringan musik (magondangi) yang dimainkan menggunakan alat-alat musik tradisional seperti gondang, suling, terompet batak, dan lain-lain.
Menurut sejarah, tari tor tor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh. Roh tersebut dipanggil dan "masuk" ke patung-patung batu (merupakan simbol leluhur).
Patung-patung tersebut tersebut kemudian bergerak seperti menari, tetapi dengan gerakan yang kaku. Gerakan tersebut berupa gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan gerakan tangan.
Tari Tor-TorJenis tari tor tor beragam. Ada yang dinamakan tor tor Pangurason (tari pembersihan). Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar.
Sebelum pesta dimulai, tempat dan lokasi pesta terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan jeruk purut agar jauh dari mara bahaya.
Selanjutnya ada tari tor tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang raja.
Tari ini juga berasal dari 7 putri kayangan yang mandi di sebuah telaga di puncak gunung pusuk buhit bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung (Pisau tujuh sarung).
Terakhir, ada tor tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Biasanya digelar apabila suatu desa dilanda musibah.
Tunggal panaluan ditarikan oleh para dukun untuk mendapat petunjuk solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Sebab tongkat tunggal panaluan adalah perpaduan kesaktian Debata Natolu yaitu Benua atas, Benua tengah, dan Benua bawah.
Dahulu, tarian ini juga dilakukan untuk acara seremoni ketika orangtua atau anggota keluarganya meninggal dunia. Kini, tari tor tor biasanya hanya digunakan untuk menyambut turis.
Gondang Sembilan
Tari Tor-tor selalu ditampilkan dengan tabuhan Gondang Sembilan. Warga Mandailing biasanya menyebutnya Gordang Sembilan, sesuai dengan jumlah gendang yang ditabuh.
Jumlah gendang ini merupakan yang terbanyak di wilayah Suku Batak. Karena gendang di wilayah lainnya seperti Batak Pakpak hanya delapan buah, Batak Simalungun tujuh buah, Toba enam buah, dan di Batak Karo tingga tersisa dua buah gendang.
Menurut analisa Togarma, banyaknya jumlah gendang ini ada hubungannya dengan pengaruh Islam di Mandailing. Di mana besarnya gendang hampir sama dengan besar bedug yang ada di masjid. "Ada kesejajaran dengan agama Islam. Bunyi gendangnya pun mirip seperti bedug."
Gendang ini juga punya ciri khas lain yakni pelantun yang disebut Maronang onang. Si pelantun ini biasanya dari kaum lelaki yang bersenandung syair tentang sejarah seseorang, doa, dan berkat. "Senandungnya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunitas peminta acara," imbuh Togarma.
Sayangnya keindahan budaya Tari Tor-tor dan Gondang Sembilan ternoda dengan kurangnya penghargaan. Sulit mencari pihak yang mau membiayai pagelaran budaya ini, terutama di Ibu Kota. Hanya karena pejuang-pejuang seni Batak, Tari Toro-tor dan Gondang ini masih tumbuh dan terlihat keberadannya.
"Kebudayaan itu pengisi batin, bagian dari kehidupan. Karena hidup tidak cukup dengan makan saja, jiwa juga harus terisi seni," ujar Togarma.

Senin, 25 Mei 2015

Renungan



MUHASABAH
^^Berharganya Waktu
Waktu yang telah berlalu tak kan bisa kembali. Sering kali penyesalan menghampiri kita, dalam keadaan terburuk yang kita alami. Saat itulah kita baru menyadari betapa berharganya sebuah kesempatan.
Berjalannya waktu takkan mungkin terulang. Tiada guna menyesali  waktu yang telah menjauh dan semakin jauh. Sebab kita hidup pada hari, jam, menit bahkan detik ini. Tak perlu bersedih berpisah dengan hari kemarin, jangn pula resah dengan kegagalan yang telah lalu, sebab kita dapat memperbaikinya hari  ini, seraya bertaubat kepada Allah SWT, dengan sebenar benarnya taubat dan bertekad untuk tidak mengulangi  dosa-dosa yang pernah kita buat. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Sehingga kita bukan termasuk golongan orang-orang yang merugi.
لا تزول قدما عبد يوم القيامة حتا يسآل عن عمره فيما افناه وعن علمه فيما فعل به وعن ماله من اين اكتسبه وعن جسمه فيما ابلاه
Artinya : “Tidak bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ditanya tentang empat perkara, tentang umurnya untuk apa dihabiskan, ilmunya bagaimana dia amalkan, hartanya darimana dia dapatkan dan untuk apa dia belanjakan dan tentang tubuhnya bagaimana dia memanfaatkannya.”              (HR. At-Tirmidzi)
^^6 Pertanyaan Imam                                     Al-Ghozali
**Imam Ghozali : “Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?’’ Murid-muridnya ada yang menjawab : “Orang tua”, “Guru”, “Teman”, “Kaum kerabat.” Imam Ghozali menjawab, “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.
**Imam Ghozali : “ Apa yang paling jauh dengan kita di dunia ini?” Muridnya menjawab, “Bintang, Bulan, Matahari.” Imam Ghozali, “Semua jawaban benar, tetapi yang paling jauh adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita tetap saja takkan bisa kembali ke masa lalu. Maka pergunakanlah waktu dengan sebaik baiknya.
**Imam Ghozali, “Apa yang paling besar di dunia ini? Murid menawab, “Bumi atau Bulan ya Syekh.” Imam Ghozali, “Benar tapi yang paling besar adalah HAWA NAFSU. Bahkan Rasululloh SAW setelah Perang Badar, berkata yang intinya perang paling besar bukanlah perang badar melainkan  perang paling besar adalah memerangi hawa nafsu.
** “Apa yang paling berat di dunia?” Tanya Imam Ghozali. “Besi, Gajah, ataupun Baja.”Jawab muridnya. “Benar , tetapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH.
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepda langit, bimi dan gunung –gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir untuk menghianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.         (QS. Al-Ahsab : 72)
**Imam Ghozali kembali bertanya, “Apa yang paling ringan di dunia?” Muridnya menjawab, “Angin, kapas, debu.” Imam Ghozali, “Benar tapi yang paling ringan adalah MENINGGALKAN SHALAT.”
Hanya karna aktivitas pekerjaan atau urusan dunia, kita tinggalkan shalat. Padahal Rasululloh SAW menegaskan dalam sabda beliau, “Perbedaaan antara hamba dan kemusyrikan itu adalah meninggal shalat.”               (HR. Muslim dalam kitab Shahihnya nomor 82 dari hadist Jabir)
**Pertanyaan terakhir Imam Ghozali, “Apa yang paling tajam di dunia?” Murid-murid serentak menjawab, “Pedang.” Imam Ghozali, “Itu benar tapi yang paling tajam sekali adalah LIDAH MANUSIA.” Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri. Diriwayatkan oleh Al-Bukhori dalam kitab shahihnya hadist no.6475 dan Muslim dalam kitab Shahihnya no. 74 meriwayatkan hadis dari Abu Hurairoh  bahwa Rasululloh bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam.”
^^ Lima Sebelum Lima
Sudahkah kita pergunakan masa muda dengan baik sebelum umur menggerogoti usia. Sungguhpun yang paling dekat dengan kita adalah  kematian dan yang paling jauh adalah satu detik yang lalu. Siapa yang tahu bahwa malaikat maut  akan menjemput? Entah dimasa balita, remaja, dewasa ataupun manula. Masih kah kita menunggu datangnya tua untuk memperbaiki akhlak dan ibadah kita? Tentunya tidak, kita harus memahami, menghayati, dan mengamalkan lima perkara sebelum datang yang lima. Sesuai hadis Rasululloh SAW

اغتنم خمسا قبل خمس  سبابك قبل هرمك وصحتك قبل سقمك وغناك قبل فقرك وفراغك قبل  شغلك وحياتك قبل موتك     
Artinya : “Manfaatkanlah yang lima sebelum datang  lima perkara yang lain, mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelu miskinmu, waktu senggangmu sebelum kesibukanmu dan hidupmu sebelum matimu.”    (HR. Baihaki dari Abbas)
^^Demi Masa
Bahkan Allah SWT bersumpah dalam firmanNya Al-Qur’an surat Al ‘Ashr,
والعصر (1)  ان الإنسان لفي خسر (2) الا الذين أمنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر(3)
Artinya : “Demi Masa. Sesungguhnya manusia benar benar dalam kerugian. Kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati  kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”            (QS. Al ‘Ashr : 1-3)
Begitu pentingnya waktu (masa) sehingga Allah mengabadikan dalam Al-Quran. Alloh SWT bersumpah dengan masa, yang merupakan rentetan peristiwa, baik berupa kebaikan maupun keburukan.
Marilah sejenak kita merenung, seberapa tebal iman dan takwa kita dibanding maksiat yang setiap hari mengotori jiwa. Seberapa besar bakti  kepada kedua orangtua dibanding kata-kata pedas dan menyakiti ,yang sering kita lontarkan kepada mereka.
Jika kau mencintai hidupmu maka jangan sia siakan waktumu. Ingatlah dunia hanya sementara, hanya persinggahan untuk mengumpulkan bekal menuju kehidupan yang  abadi yaitu alam akhirat. Sesungguhnya kita milik Allah dan kepadaNya kita kembali.
Wallohu a’lam bisshawab